Kuliah dan Organisasi
Sudah tidak heran lagi kalau mahasiswa sering
memperbincangkan tentang kuliah atau organisasi. Banyak mahasiswa yang takut
untuk ikut berorganisasi dengan alasan akan mengganggu jadwal-jadwal kuliah. Stigma
bahwa ikut organisasi mahasiswa dapat mengganggu perkuliahan memang telah
muncul sejak lama. Mahasiswa juga ingin nilai-nilainya tidak menurun dan lulus
tepat waktu karena tidak mau berlama-lama kuliah.
Kuliah merupakan tujuan utama mahasiswa Padatnya
perkuliahan sering kali menyita waktu mahasiswa karena mengikuti bermacam
pembelajaran hard skill di kampus. Padahal, tingginya persaingan dunia kerja
saat ini menuntut sarjana untuk turut memiliki kemampuan hard skill dan soft
skill.
Hard skill
bukanlah jaminan kesuksesan di dunia kerja. Memiliki soft skill akan
lebih menjual dan berpengaruh bagi karir seseorang. “Dua keahlian tadi memang
yang wajib dimiliki. Namun, kemampuan soft skill seperti kerja sama tim serta
inovatiflah yang akan lebih sering digunakan nantinya,” ucap Rudi Widiyanto
M.Psi, Psikolog Associate ECC UGM. Adanya tuntutan atas hard skill dan soft
skill, mengharuskan sarjana dan pencari kerja bersikap profesional dalam
alokasi waktu sedini mungkin. Kemampuan tersebut dapat dilatih dengan turut
aktif dalam komunitas maupun organisasi semenjak kuliah.
Soal ikut organisasi mahasiswa ganggu kuliah atau tidak,
semuanya kembali ke mahasiswanya masing-masing. Sebagai mahasiswa, kita harus
tau bagaimana cara memanajemen waktu dengan baik. Prioritas adalah salah satu
kuncinya. Mahasiswa harus memprioritaskan mana yang saat itu lebih penting.
Organisasi akan membawa manfaat yang sangat besar, dengan
catatan harus berperan aktif dalam organisasi tersebut bukannya hanya sekedar
terdaftar nama dan jarang mengikuti kegiatan. Berikut akan dijelaskan manfaat
dari berorganisasi.
Yang pertama adakah, belajar mengenal waktu. Memang
dengan mengikuti organisasi waktu yang biasa digunakan untuk belajar dan
mengerjakan tugas akan berkurang. Kuantitas tugas yang diberikan kepada
mahasiswa yang mengikuti organisasi atau tidak akan tetap sama banyaknya. Pada
kasus ini, mahasiswa akan belajar bagaimana caranya memanajemen waktu dan
memprioritaskan mana yang lebih penting.
Kedua, tentu saja akan melatih leadership. Mahasiswa yang
mengikuti organisasi kampus umumnya memiliki sikap dan karakter yang lebih
aktif dari mereka yang tidak mengikuti organisasi. Hal ini dikarenakan di dalam
organisasi mahasiswa sudah terlatih untuk mengutarakan pendapat kepada orang
lain ataupun menggerakkan dan mengarahkan teman-teman sesaama anggota
organisasi.
Ketiga, memperluas jaringan atau networking. Akan ada
banyak teman baru yang dikenal bila bergabung ke dalam organisasi. Tidak hanya,
teman-teman satu jurusan, tetapi dari program studi lain. Mereka ini (bisa juga
disebut sebagai jaringan) jangan diremehkan, karena merupakan aspek yang
penting, terutama bagi fresh graduate dan mereka yang sedang mencari pekerjaan.
Terakhir, problem solving dan manajemen konflik. Oganisasi
mahasiswa berperan sebagai ajang simulasi atau latihan dunia kerja yang
sesungguhnya. Hal ini disebabkan karena bangku sekolah atau perkuliahan tidak
mengajari kemampuan-kemampuan yang tergolong soft skills seperti ini. Saat
berada di dalam kelas, mahasiswa sebatas mendapat pengetahuan teknis akan suatu
disiplin ilmu. Karena berkaitan dengan soft skills ini, ada perbedaan mendasar
antara tahu teori dan mampu mempraktekkannya ke dalam kehidupan sehari-hari,
termasuk di kantor. Mahasiswa akan belajar memecahkan sebuah masalah dan
mengatasi konflik yang terjadi.
Oleh karena itu, kuliah dan organisasi sama pentingnya.
Kuliah adalah tujuan utama mahasiswa. Tetapi, pengalaman sebagai mahasiswa yang
berorganisasi, bisa menjadi bekal ketika akan bersaing pada dunia kerja dan
dapat menjadi nilai plus jika dibandingkan dengan mahasiswa yang hanya aktif
dalam aktivitas perkuliahan saja. Menjadi mahasiswa 'sibuk' itu boleh saja
asalkan mampu menyeimbangkan kegiatan akademik dan organisasi.
Pengarang : Riski Manta Simanjorang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar